EUROPE HISTORY
Revolusi Industri : Pembaharuan Peradaban Eropa Modern
Oleh Anggermeyla Berlian
Revolusi merupakan kebalikan dari evolusi, dapat dimaknai sebagai perubahan dalam bidang sosial yang berlangsung sangat cepat serta mencangkup segala aspek kehidupan masyarakat. Di sini terdapat peralihan kekuasaan tangan manusia untuk memproduksi barang menjadi menggunakan kekuatan bermesin yang dinilai jauh lebih efisien. Revolusi ini berawal dari Inggris dengan penemuan yang menggemparkan dunia berupa mesin uap yang diprakarsai oleh James Watt pada 1736-1819 dengan berbahan bakar batu bara. Tahun 1776 merupakan tahun Declaration of Independence yang dapat diilhami sebagai tahun mulainya Revolusi Industri. Istilah “Revolusi Industri” sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels (yang merupakan sahabat dari Karl Marx, tokoh sosialis) dan Louis-Aguste Blanqui pada pertengahan abad ke-19. Revolusi Industri dapat dikatakan sebagai suatu pembaharuan yang mengubah sistem ekonomi-sosial yang dulunya bersifat agraris (pertanian) menjadi industri dengan peralihan tenaga fisik manusia dan hewan menjadi tenaga alat atau mesin mekanik yang bergerak secara otomatis.
Revolusi Industri mendorong para pekerja di pedesaan untuk merantau dan bekerja di daerah perkotaan untuk bekerja di pabrik-pabrik atau manufaktur lainnya. Kemudian membentuk serikat buruh karena menuntut pemberian upah yang layak. Hal ini dapat dikatakan bahwa Revolusi Industri juga menjadi pendorong gerakan demokrasi Eropa abad ke-19. Revolusi Industri juga mendorong gerakan nasional Eropa dengan penemuan alat transportasi seperti kereta uap yang menghubungkan setiap darah ibu kota dengan wilayah terpencil sekalipun. Dengan meningkatnya fasilitas transportasi, prasangka lokal dan batas antar-provinsi menjadi hilang karena mereka mulai menyadari tentang kepentingan umum dan kebersamaan dari pada hidup di tengah lingkungan terpencil.
Revolusi Industri juga menjadi penggerak lahirnya teori-teori sosiologis karena pengamatan terhadap aksi yang dilakukan oleh demonstran buruh. Tokoh sosiologi tersebut seperti August Comte, merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah “Sosiologi” (tercatat Sosiologi muncul pada tahun 1842). August Comte melakukan penelitian tentang situasi sosial kemudian membuat deskripsi ilmiahnya. August Comte menulis buku yang berjudul Positive Philosophy yang merupakan jilid bukunya yang terakhir. Kemudian yang terkenal adalah pemikir Karl Marx dengan sumbangan teorinya tentang teori kelas sosial. Ia melihat bagaimana sejarah merupakan perjuangan kelas sosial yang saat itu terjadi konflik antara kaum proletar atau buruh dengan pemilik faktor produksi seperti borjuis. Ia kemudian mendambakan suatu sistem di mana adanya masyarakat tanpa kelas.
Revolusi Industri di Inggris menjalar dan menyebar luas hingga ke beberapa benua di Eropa dan Benua Amerika setelah tahun 1815. Latar belakang yang menjadi dorongan bagi terjadinya Revolusi Industri khususnya di Inggris, antara lain seperti :
1. Inggris memiliki tingkat keamanan yang tinggi serta sistem ekonomi yang baik sehingga mendorong kegiatan perekonomian secara stabil.
2. Berkembangnya kegiatan kewirausahaan dan manufaktur untuk bekerja di tempat khusus seperti pabrik yang disediakan oleh pemilik modal produksi (termotivasi dari gilda atau rumah produksi di Prancis).
3. Inggris memiliki kekayaan SDA yang berlimpah terutama dalam bidang tambang batu bara dan bijih besi yang menjadi bahan utama dalam proses produksi bahan bakar bermesin serta sebagai bahan pembuat alat manufaktur.
4. Inggris memiliki daerah jajahan yang tersebar di daerah Afrika dan Asia yang dapat mendukung kegiatan produksi industri Inggris sebagai penyedia bahan baku dan tempat pemasaran yang bagus.
5. Terdapat Revolusi Agraria yang memaksa para petani beralih profesi menjadi pekerja industri atau tambang karena alih fungsi tanah sebagai lahan peternakan.
6. Muncul liberalisme yang mendorong semangat Revolusi Industri. Liberalisme merupakan sebuah reaksi terhadap gerakan merkantilisme. Pada paham liberalisme ditekankan pada kebebasan individu di dalam melakukan kegiatan ekonomi tanpa campur tangan pihak pemerintah dan negara yang akhirnya mendorong peluang besar untuk perkembangan industri di Inggris.
7. Adanya perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diprakarsai oleh kalangan cendekiawan yang memiliki gagasan atau ide sebagai landasan dalam penemuan-penemuan baru.
Temuan yang paling mendasar dalam Revolusi Industri adalah temuan milik James Watt yang berupa mesin uap yang ia kembangkan dari penemuan milik Thomas Newcomen pada 1764 dengan keberhasilan pertamanya menambahkan ruang terpisah yang diperkokoh. Temuan ini menjadi inspirasi dalam bidang teknologi industri. Penemuan lain yang menggemparkan Revolusi Industri di Inggris, adalah :
1. John Kay (1733) : Flying shuttle (kumparan terbang).
2. James Hargreves (1767) : Spinning jenny (pemintal benang).
3. Edmund Cartwright (1785) : Mesin alat tenun.
4. Whitney (1794) : Cottongin (mesin pemisah biji kapas).
5. Richard Trevethick (1804) : kereta uap.
6. Graham Bell (1872) : telepon.
7. Daimler (1887) : mobil.
8. Wright bersaudara (Wilbur Wright dan Orville Wright) (1903) : pesawat terbang.
Penemuan mesin berteknologi ini menciptakan suatu sejarah sendiri. Penemuan tersebut telah menciptakan suatu pemisahan tenaga kerja dan modal yang sebelumnya tidak ada di Abad Pertengahan. Sistem domestik yang terjadi menyebabkan pemisahan tersebut. Dapat dicontohkan seperti para kaum menengah sebagai penyedia bahan mentah, penanggung jawab, dan penerima semua keuntungan, sedangkan pihak pekerja menerima upah yang di bawah standar dengan kondisi lingkungan kerja yang buruk, serta kadang hanya bertempat tinggal di barak pabrik yang kumuh. Sistem pabrik telah menciptakan sistem pembagian kerja di mana terdapat pemisahan antara orang dengan bidang yang dikuasainya. Mesin-mesin yang diciptakan telah mengambil alih tugas para pekerja sehingga Inggris telah terindustralisasi.
Dalam pertumbuhannya, Revolusi Industri memiliki beberapa tahapan seperti,
1. Tahap Kerajinan Rumah (domestic system atau home industry), di sini para pekerja melakukan kegiatan industri di rumah masing-masing dengan menggunakan alat yang mereka punya kemudian hasil produksi akan diserahkan kepada majikan kemudian akan dibayar sesuai hasil yang diperoleh.
2. Tahap Manufaktur (manufacture), sistem ini seperti pabrik pada umumnya di mana seluruh pekerja dikumpulkan ke dalam suatu tempat bangunan untuk memproduksi barang berdasarkan jumlah pesanan. Tahap ini masih menggunakan kekuatan fisik manusia.
3. Tahap Pabrik (factory), merupakan suatu tahap di mana sudah menggunakan mesin dalam proses pembuatan barang untuk dipasarkan.
Revolusi Industri membawa berbagai pengaruh di berbagai bidang kehidupan manusia seperti,
1. Dalam Bidang Ekonomi, dampak yang paling berpengaruh adalah munculnya gerakan kapitalisme di mana terdapat golongan pemilik modal yang menjalankan suatu kegiatan industri. Kapitalisme merupakan sebuah paham ekonomi di mana keuntungan berupa pendapatan ditunjang oleh sumber modal yang banyak dan distribusi yang meluas. Di dalam praktiknya, kaum kapitalis memiliki prospek adanya kebebasan dalam berusaha serta persaingan yang bebas tanpa campur tangan pemerintah. Hal ini memengaruhi kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Dengan adanya kepemilikan modal tersebut, para kapitalis dapat dengan mudah memperluas cabang atau jaringan industrinya. Akhirnya, lahan pertanian yang merupakan hak para petani diambil alih menjadi bangunan-bangunan pabrik. Hal ini mengakibatkan munculnya lahan-lahan industri yang berkembang menjadi pusat industri dan kota industri. Sedangkan nasib petani yang lahannya dikuasai akan pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan baru serta penghidupan yang layak. Mereka biasanya bekerja menjadi buruh di kota dengan upah atau gaji yang minim. Hal ini menyebabkan lahirnya golongan atau kelas buruh. Kelas buruh seringkali melakukan aksi protes menuntut keadilan dalam pemberian upah yang dinilai kecil. Begitu juga dengan nasib perusahaan berskala kecil banyak yang mengalami kebangkrutan hingga akhirnya terpaksa gulung tikar karena tidak mampu bersaing dengan perusahaan besar milik para kapitalis. Para kaptalis juga memunculkan kapitalisme atau imperialisme modern dengan menjadikan daerah jajahan sebagai pemasok sumber daya sekaligus sebagai sasaran industri dan penanaman modal. Produk yang dihasilkan pun memiliki nila jual yang rendah karena hasil yang dihasilkan melimpah.
2. Dalam Bidang Sosial, di dalam kegiatan perekonomian terdapat 2 kelas pemisah yaitu kelas borjuis atau kapitalis dengan kepemilikan modalnya sebagai majikan dan kelas proletar atau buruh sebagai pekerja yang menghasilkan barang produksi. Kondisi ketidakadian ini memicu gerakan protes di antara kelas buruh melawan borjuis sebagai tuntutan pemenuhan gaji dan hidup yang layak. Gerakan protes ini membuat pemerintah mengambil langkah dengan membuat beberapa undang-undang, seperti Reform Bill (Undang-Undang Pembaharuan Pemilihan) pada 1832, Factory Act (Undang-Undang Pabrik) pada 1833, dan Poor Law Act (Undang-Undang Fakir Miskin) pada 1834.
3. Dalam Bidang Politik, kaum buruh yang diperlakukan dengan tidak adil kemudian membentuk suatu kekuatan baru yang kuat dalam gerakan sosialis. Gerakan ini termotivasi dari buku Utopia karangan Thomas More dan Das Kapital karangan Karl Marx yang merupakan tokoh penggerak sosialisme. Kemudian diperkuat lagi dengan pembentukan partai politik sebagai wadah kesatuan persamaan nasib seperti Labour Party (Partai Buruh) yang memegang paham sosialis.
Kesimpulan
Revolusi memang sangat diperlukan mengingat kebutuhan kita yang banyak tapi dalam pemenuhannya memerlukan suatu alat yang mungkin sangat mustahil untuk diciptakan. Dengan Revolusi Inggris yang ditandai dengan penggunaan dan penciptaan mesin inilah kebutuhan manusia dapat terpenuhi secara cepat dan efisien. Pemenuhan akan kebutuhan pakaian, transportasi, dan pangan dapat terpenuhi. Tetapi ini juga menimbulkan beberapa polemik tersendiri dalam tubuh pabrik perindustrian. Ini membuat suatu paham atau aliran pikir baru seperti sistem sosialis di mana kepemilikan faktor produksi menjadi kepemilikan bersama dalam bentuk negara sebagai pengelola produksi.
Revolusi Industri di Inggris telah membuka cakrawala pikiran di beberapa negara di benua Amerika dan Eropa. Kemudian menjalar lagi hingga ke benua lain seperti Asia. Hal ini merupakan suatu gerakan modernisme dan globalisasi yang memiliki 2 dampak yang dinilai berdasar persepsi individu.
Daftar Pustaka
Hutton Webster, Ph. D. (1921). World History : Sejarah Dunia Lengkap. Yogyakarta
Wahjudi Djaja. (2020). Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar