PROHIBITION DI AMERIKA SERIKAT
MENILIK PERGERAKAN WANITA MELAWAN ALKOHOLISME
DI AMERIKA SERIKAT
Anggermeyla Berlian
AMERIKA SERIKAT DALAM KEGEMBIRAAN ALKOHOL
Ada kalanya negeri adikuasa yang makmur dan indah bergulat dengan suatu benda yang digunakan dalam Sakramen Perjamuan Kudus, yaitu alkohol. Dalam Ensiklopedia Amerika Kuno (1830) dijelaskan mengenai kebiasaan minum-minum sebelum era kemerdekaan sebagai berikut :
A fashion at the South was to take a glass of whiskey, flavored with mint, soon after waking… At eleven o’clock, while mixtures, under various peculiar names - sling, toddy, flip - solicited the appetite at the bar of the common tippling-shop, the offices of professional neb and counting rooms dismissed their occupants for a half hour to regale themselves at a neighbor’s or a coffee-house with punch… At the dinner hour… whiskey and water curiously flavored with apples, or brandly and water, introduced at feast; whiskey or brandy and water helped it through; and whiskey or brandy with water secured its safe digestion… Rum, seasoned with cherries, protected against the cold; rum, made astringent with peach-nuts, concluded the repast at the confectioner’s; rum, made nutritious with milk prepared for the maternal office.
Dalam kutipan di atas dijelaskan bahwa kebiasaan minum orang Amerika dilakukan pada setiap saat dari pagi setelah bangun tidur sampai saat jam makan malam. Mereka meminum minuman jenis alkohol dengan mencampurkan bahan-bahan layaknya mint, buah, air, maupun susu dan kacang dengan harapan dapat menambah cita rasa, aman bagi lambung dan pencernaan, serta menambah gizi seperti mencampur susu ke dalam rum.
Koloni Amerika membawa membawa minuman keras ke “Dunia Baru” dengan kedatangan Kapal Arbella yang tiba di Teluk Massachusetts pada 1630. Mereka mengangkut lebih dari 10.000 botol minuman beralkohol yang ditujukan untuk 700 pemukim. Kala itu bir diangkut tiga kali lebih banyak daripada air. Pemukim awal “Dunia Baru” merupakan seorang peminum berat, sementara Kaum Puritan dalam lingkup gereja yang ketat berkhotbah mengenai pertentangan setiap bentuk kesenangan yang bersifat duniawi dan mereka melarang pemabukan. Tetapi terdapat alasan tersendiri dimana saat itu terdapat oknum pendeta saat itu menjadi peminum berat salah satunya adalah salah persepsi akan ayat dalam Amsal 31:6-7. “Berilakanlah minuman kepada orang yang akan binasa, dan anggur kepada orang yang susah hati. Biarkanlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.”. Dalam Alkitab melarang pemabuk bukan peminum dengan kadar rendah, seperti Kaum Puritan yang melarang pemabukan. Tokoh Temperance di Albany mencatat bahwa pada tahun 1857 terdapat lima puluh persen pendeta dalam jarak 50 mil meninggal sebagai pemabuk. Pada awal tahun 1800-an telah Amerika tenggelam dalam lautan alkohol.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol telah menjadi ciri khas benua ini sejak awal penjajahan. Pada awal tahun 1630, Peter Stuyvesant mencatat bahwa “seperempat New Amsterdam dikhususkan untuk rumah penjualan brendi, tembakau, dan bir”. Di beberapa daerah pedesaan Amerika, minuman keras digunakan sebagai mata uang. Nilai mata uang digambarkan dalam bentuk per galon wiski. Di pedesaan, wiski dan fermentasi sari buah menjadi minuman pilihan. Petani membuat minuman keras menggunakan biji-bijian gandum hitam atau jagung yang menghasilkan wiski jagung. Selain itu juga dapat memanfaatkan apel seperti John Chapman yang menanam dan memanfaatkan pohon apel di seluruh Lembah Ohio.
Saat itu banyak tersebar salon maupun bar yang menyediakan minuman keras. Salon juga memiliki pengaruh dalam proses politik Amerika. Sejak kemerdekaan, penjaga bar menjadi tokoh kunci pada kancah politik lokal dengan memberikan suara politik kepada penawar tertinggi dalam acara pemilihan pejabat daerah. Hal ini selaras seperti yang dikatakan John Adams dalam buku hariannya pada tahun 1760, sebagai berikut :
The worst effect of all (is that) these houses are become the nurseries of our legislators. An artful, who has neither sense nor sentiment, may, by gaining a little sway among the rabble of a town, multiply taverns and dram-shops and thereby secure the votes of taverner and retailer and all; and the multiplication of taverns will make many, who may be induced to flip and rum, to vote for any man whatever.
Antara tahun 1870 sampai 1900 jutaan imigran berbondong-bondong mendatangi Benua Amerika dan diperkirakan jumlah salon meningkat dari 100.000 menjadi 300.000. Salon digunakan sebagai tempat berkumpul buruh pekerja dan seringkali menjadi markas organisasi politik. Pada awal 1900-an perusahaan bir hampir semua dikuasai oleh Jerman seperti perusahaan Anheuser-Busch yang kerap mengadakan kontrak dengan pemilik bar bahwa perusahaan akan menyediakan barang furniture untuk bar dan bar wajib menjual minuman dengan merk Budweiser.
Kebangkitan agama pada tahun 1820 sampai 1830-an membentuk pribadi manusia menuju kesederhanaan. Pada tahun tersebut dengan dorongan agama membuat masyarakat memikirkan mengenai solusi yang diperlukan untuk menangkal kesenangan pribadi yaitu alkohol. Keadaan Amerika Serikat demi tahun ke tahun menunjukkan perilaku yang menyimpang. Kebiasaan minum yang luar biasa menurut laporan dari organisasi Massachusetts Society for The Suppression of Intemperance pada 1814 menunjukkan jumlah minuman keras lebih dari 25 juta galon atau 4,7 galon per orang. Organisasi tersebut merupakan penggerak gerakan Temperance pertama yang memiliki tujuan mengurangi jumlah konsumsi alkohol di Amerika Serikat. Aktivis Temperance menyatakan bahwa minum berlebihan dapat “melenyapkan rasa takut akan Tuhan”. Pada tahun 1744, dewan juri yang diketuai Benjamin Franklin di Philadelphia mengungkapkan gagasannya bahwa bahaya terbesar yang dihadapi oleh peminum adalah “ketidakberdayaan” dan minuman keras diklaim meningkatkan angka kejahatan, kemiskinan, dan ketidaksukaan terhadap agama. Propaganda yang dilakukan Benjamin Rush, mantan ahli bedah Jenderal Angkatan Darat Kontinental pada masa revolusi mengungkapkan bahwa alkohol bukan merupakan minuman sehat seperti yang dikatakan oleh banyak orang. Baginya alkohol menyebabkan hilangnya ingatan yang kemudian disusul kemunduran fisik dan moral yang progresif.
Seperti yang kita ketahui bahwa kebiasaan minuman keras dilakukan oleh para imigran, tentu kita juga harus menilik bagaimana kondisi dari pemukim asli yang berbaur dengan budaya pendatang. Rupanya kebiasaan ini mempengaruhi kematian massal Orang Indian di Sungai Columbia seperti suku Chinook. Tidak mengherankan bahwa mulai muncul pergerakan melawan kebiasaan terutama melawan bendanya yaitu alkohol terutama bagi wanita karena kebanyakan para pecandu adalah laki-laki yang sudah berkeluarga.
PARA TENTARA SALIB WANITA YANG MEMERANGI ALKOHOL
Keadaan Amerika Serikat yang semakin terpuruk melahirkan gerakan nasional yang memiliki tujuan untuk perubahan yang lebih baik. Laki-laki yang setiap hari menghabiskan waktunya hanya untuk minum minuman keras di salon dan bar membuat keluarga terutama istrinya merasa tidak dipedulikan, oleh sebab itu gerakan anti-alkohol yang paling berpengaruh di Amerika Serikat dipelopori oleh wanita. Menurut pendapat sejarawan J. Rorabaugh, dua pertiga dari semua minuman keras yang disuling dikonsumsi oleh 50% pria dewasa, angka tersebut merupakan seperdelapan dari populasi (Carol Mattingly : 134). Perang wanita melawan minuman keras merupakan gerakan yang melibatkan massa wanita pertama di Amerika Serikat. Walaupun digerakkan dengan massa wanita, mentor dan logistik kebanyakan dibantu oleh pria dan gereja Protestan yang didominasi pria. Dr. Diocletian Lewis yang merupakan seorang pengkhotbah, reformis sosial, feminis, dan ahli kesehatan pada tahun 1890-an memprakarsai praktik parade ke salon bersama dengan para pengikutnya yang kebanyakan wanita untuk berdoa bagi para penjaga salon atau bartender. Seorang tokoh yang terkenal yaitu Elizabeth Thompson yang telah menghadiri pertemuan dengan Dr. Lewis menjadi terdorong dengan semangat perlawanan menentang alkohol. Pada malam Natal tahun 1873 Thompson mengajak sekelompok wanita seperti para istri dan ibu-ibu kelas menengah untuk mengunjungi salon di setiap kota Hillsboro, Ohio dan berlutut di bawah salju sambil berdoa (Edward Behr, 2011). Dalam beberapa hari sembilan dari tiga belas salon di Hillsboro ditutup. Pada awalnya memang terdapat perlawanan dari para pemilik bar atau salon seperti contohnya di Clinton, Ohio terdapat John Calvin van Pelt yang memiliki kedai Dead Fall menyuruh pelanggannya untuk mengusir massa wanita itu secara paksa. Wanita itu tetap tidak bergerak sampai akhirnya mereka melarikan diri dari hantaman batu. Akhirnya Pelt dipenjara selama seminggu dan saat dibebaskan ia bertobat dengan bukti penghancuran tong berisi minuman keras miliknya.
Apa yang disebutkan di atas merupakan sebuah pergerakan “Perang Salib Wanita” di mana tidak terdapat perlawanan fisik melainkan berperang dengan menggunakan senjata berupa doa dan nyanyian pujian yang ditujukan terutama bagi pemilik bar agar mereka menyadari kesalahannya telah menjual minuman keras yang merusak banyak jiwa. Perang Salib Thompson mengarah langsung pada pendirian Woman’s Christian Temperance Union (WCTU). WCTU diselenggarakan pada 23 Desember 1873 di Hillsboro, Ohio dan secara resmi dideklarasikan saat konvensi nasional nasional di Cleveland, Ohio pada 1874. Presiden pertama WCTU adalah Annie Wittenmyer dan presiden kedua yang terkenal adalah Frances Elizabeth Willard, seorang mantan profesor. Frances Willard dibesarkan dengan kepercayaan bahwa minuman keras merupakan wujud jahat dan perbuatan iblis, pengertian ini didapat mengingat ia adalah anak dari orang tua Puritan. Di bawah kepemimpinannya, jumlah tentara salib WCTU mencapai 250.000. Ia tetap menjadi presiden organisasi wanita tersebut sampai kematiannya di tahun 1898.
WCTU melakukan gerakan anti-alkoholnya di beberapa wilayah, berdasarkan pengamatan Dr. Lewis ia menyatakan bahwa di wilayah seperti Kota Cincinnati, perang salib selalu gagal total. Presiden WCTU, Annie Wittenmayer menulis catatan tentang gerakan perang salib di Cleveland dimana terdapat istri penjaga salon melepaskan tiga anjing buas pada seorang “tentara salib” yang sedang berlutut, Charles Wheeler mengulurkan tangannya untuk menepuk kepala anjing itu yang secara ajaib anjing tersebut tidak berlaku buas lagi (Edward Behr, 2011).
Kemenangan terbesar WCTU yaitu usahanya memasang kurikulum anti-alkohol di ribuan sekolah Amerika Serikat. Mereka mengajarkan anak-anak tentang bahaya minum minuman keras sejak usia dini. Terdapat bahan bacaan lagu Sekolah Minggu dengan judul “Menghitung Jari”, dapat dijabarkan sebagai berikut :
One, two, three, four, five fingers on every little hand. Listen while they speak to us; be sure we understand.
1. THERE IS A DRINK THAT NEVER HARMS it will make US Strong.
2. THERE IS A DRINK THAT NEVER ALARMS some drinks make people wicked.
3. A DRINK THAT KEEPS OUR SENSES RIGHT there are drinks that will take away our senses.
4. A DRINK THAT MAKES OUR FACES BRIGHT we should never touch the drink that will put evil into our hearts and spoil our faces.
5. GOD GIVES US THE ONLY DRINK - ‘TIS PURE, COLD WATER. (Edward Behr, 2011).
Dengan nyanyian ini diharapkan anak-anak takut akan Tuhan. Sebelum menyanyikannya mereka menulis angka di jari tangan dan kemudian menyanyikan jingle tersebut.
Selain dengan media bahan bacaan, juga dilakukan praktik sains dengan cara menempatkan otak anak sapi ke dalam toples kaca yang kemudian diisi dengan alkohol (Edward Behr, 2011). Akan nampak perubahan otak anak sapi sebelum dan sesudah dituangkan alkohol. Warna otak tersebut berubah warna dari merah muda menjadi abu-abu. Pada akhir pembahasan guru akan membuat refleksi belajar tentang apa yang terjadi dengan otak murid-muridnya jika meminum minuman keras.
WCTU merupakan kekuatan organisasi politik terbesar bagi wanita pada abad kesembilan belas karena selain berusaha menentang alkohol, mereka juga menuntut hak-hak lain seperti hak milik bagi wanita yang sudah menikah, hak asuh anak setelah perceraian, dan reformasi hak lain untuk membantu wanita dan anak yang miskin serta dilecehkan (Carol Mattingly : 134). Untuk menunjukkan eksistensi WCTU dalam ranah publik, selain dengan mengadakan parade doa ke bar-bar setempat, mereka juga membangun sebuah bangunan dengan nama Woman’s Temple atau Kuil Wanita. Pembangunan yang terletak di kota Chicago tersebut usai pada tahun 1892 dengan arahan firma arsitektur Burnham and Root. Gedung ini memiliki tinggi tiga belas lantai. Biaya yang dikeluarkan saat itu 1,25 juta. Gedung ini berfungsi sebagai markas kerja bagi WCTU dan Woman’s Temperance Publishing Association. Tetapi kemudian bangunan ini dihancurkan pada tahun 1925 dan jejak sejarah bangunan ini terlupakan sebab jatuhnya WCTU setelah berlakunya amandemen kedelapan belas membuat gedung ini tidak dipakai dan tidak dilestarikan.
CARRY NATION DAN KEGILAANNYA
Sesuai dengan judulnya, Carry Nation menjadi tokoh tentara salib wanita yang ganas dan gila. Ia lahir pada 25 November tahun 1846 di Kota Garrard, Kentucky dengan nama asli Carry Amelia Moore (yang kemudian mengubah namanya menjadi Carry Nation pada tahun 1903). Merupakan seorang putri dari pasangan George dengan Mary Campbell Moore. Ia terkenal akan aksi brutal perusakan bar dan salon dengan kapak dan alat pemukul yang ia sebut “smasher”. Perjuangannya untuk memerangi alkohol secara brutal berkaitan dengan latar belakangnya yang menyedihkan di bawah garis kemiskinan dan tubuhnya yang sering sakit-sakitan. Ibunya yang sudah tua adalah seorang yang mengalami ketidakseimbangan mental hingga kegilaan dan harus dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Kemudian saat terjadi Perang Saudara membuat keluarga Moore menjadi seorang pengungsi dan akhirnya menetap di Kota Cass dekat Kansas. Di sana ia menikah dengan Charles Gloyd pada 21 November 1867. Suaminya ada seorang dokter muda yang saat Perang Saudara berada di pihak Union dan merupakan seorang pecandu minuman beralkohol. Pernikahannya membuahkan seorang putri yang terlahir cacat. Mereka pun memutuskan untuk berpisah dan Gloyd meninggal tak lama kemudian pada tahun 1869. Dari peristiwa ini kebencian akan minuman keras, tembakau, dan Freemason mulai muncul karena berkaitan dengan latar belakang suaminya seperti yang disebutkan. Dia kemudian menikah lagi dengan David Nation, seorang pengacara, jurnalis, dan pendeta pada tahun 1877. Pernikahannya yang kedua juga tidak berjalan secara lancar dan berujung pada perceraian di tahun 1901. Saat itu mereka hidup menjadi petani kapas dan sempat mengelola hotel kecil, suaminya juga sempat bekerja sebagai menteri, pengacara, dan editor surat kabar. Ia juga sempat mendirikan sebuah rumah praktik hukum di Medicine Lodge, Kansas.
Tempat tinggalnya, Kansas yang penuh dengan aroma dan rasa alkohol membuat amarahnya memuncak terhadap sesuatu yang berurusan dengan alkoholisme. Sebenarnya Kansas telah mengeluarkan undang-undang tentang larangan alkoholisme pada tahun 1880, tetapi masih saja beredar bar maupun salon ilegal. Saat itu anggota WCTU tidak langsung menutup bar, mereka berkumpul di luar bar untuk berdoa dan menyanyikan himne. Hal ini bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh Carry Nation yang tidak menggunakan pendekatan halus untuk menyadarkan hati nurani bartender tetapi menggunakan apa yang ia sebut sebagai “pendekatan” langsung. Seperti contohnya saat ia berusia 33 tahun melakukan aksi anarkis di toko obat Medicine Lodge yang menjual minuman beralkohol secara ilegal. Ia beraksi dengan salah seorang anggota WCTU dan bersenjatakan palu godam mulai menghancurkan tong-tong wiski yang ada di sana. Kemudian aksi lainnya terdapat di salah satu salon St. Louis, Cincinnati, Philadelphia, dan New York. Tidak mengherankan dari aksi anarkis tersebut Carry Nation sempat keluar masuk penjara atas tuduhan perusakan properti berharga. Dia ditangkap sebanyak 30 kali antara tahun 1900 sampai 1911. Masyarakat telah mengenalnya sebagai anggota WCTU yang brutal dengan karakteristiknya menggunakan pakaian serba hitam putih, menggunakan kapak sebagai senjatanya, dan sering mengeluarkan kata-kata umpatan yang bersifat alkitabiah. Aksi yang paling nekat saat ia menulis buletin yang berjudul “The Smasher’s Mail” pada tahun 1901. Buletin itu berisi makian terhadap Presiden William McKinley, para pemabuk, perokok, dan Freemason. Bahkan saat McKinley terbunuh oleh seorang anarkis bernama Leon Czolgosz, Carry menulis teks editorial yang berisi caci-maki kepada presiden Amerika ke-25 tersebut.
Ternyata tingkah lakunya merupakan bumerang baginya. WCTU yang sebelumnya memberikan bantuan hukum dan keuangan akibat rasa malu terhadap kelakuan Carry hingga WCTU semakin menjauhinya. Carry Nation meninggal pada 9 Juni 1911 saat umurnya mencapai 65 tahun. Ia meninggal dalam gangguan mental di sebuah rumah sakit jiwa.
PERJUANGAN SEUSAI WCTU : PROHIBITION
Kekuatan agama Kristen yang bangkit meningkatkan nilai moralitas sehingga lahirlah gerakan pelarangan atas landasan bahwa mabuk merupakan kekuatan destruktif dan wujud dari dosa kepada Tuhan. Selepas WCTU bubar perjuangan melawan alkoholisme tidak berhenti begitu saja. Saat itu pemerintah Amerika Serikat menciptakan undang-undang yang membuat rakyatnya merasa kering kehausan. Sosok yang memprakarsai amandemen konstitusi pelarangan alkohol adalah Wayne B. Wheeler yang tergabung dalam Liga Anti Salon (ASL). Dengan kehadirannya, Amerika Serikat mulai menjalankan Amandemen ke-18 pada ratifikasinya 16 Januari 1919 dan diberlakukan pada 16 Januari 1920. Amerika Serikat kala itu memasuki masa The Noble Experiment atau Pelarangan di Amerika Serikat pada 1920 sampai 1933 saat dimana penjualan, pembuatan, dan penyebaran alkohol menjadi ilegal. Undang-Undang Volstead atau Undang-Undang Pelarangan Nasional disahkan oleh Kongres dengan veto Presiden Woodrow Wilson pada 28 Oktober 1919. Semenjak dilakukan pelarangan tersebut, masyarakat Amerika Serikat mengalami chaos yang membuat tersebarnya bar ilegal seperti speakeasy, penyelundupan alkohol, dan juga terdapat gerakan gangster mafia, maupun aktivitas kriminal bootlegging yang menyebabkan keresahan publik. Hal ini juga berdampak pada pabrik bir yang terpaksa menutup usahanya, tetapi sebagai gantinya mereka membuat produk-produk baru yang legal seperti Pabst Brewing Company yang membuat keju Pabs-ett dan Anheuser-Busch yang memproduksi sirup malt. Walau larangan secara sah berlaku, tampaknya beberapa dokter tetap meresepkan minuman keras sebagai obat pasiennya. Alkohol saat itu masih dapat dikatakan legal jika fungsinya ditujukan sebagai pengobatan.
Amerika Serikat semasa pelarangan juga menghadapi para gangster atau mafia yang ingin menguasai pasar penjualan alkohol. Dari hal tersebut kriminalitas merajalela dan menjadi suatu dorongan publik terhadap penghapusan undang-undang tersebut. Tokoh mafia yang terkenal saat itu adalah George Remus dan Al Capone. Keadaan yang semakin genting terhadap keresahan kelakuan mafia menimbulkan pecahnya peristiwa The Valentine Day Massacre yang merupakan peristiwa penembakan 7 Mafia Bugs Moran pada 14 Februari 1929 di Chicago.
Gerakan wanita dalam mengatasi alkohol pada masa Larangan terdapat organisasi Women’s Organization for National Prohibition Reform (WONPR) yang digagas oleh Pauline Sabin. Ia menjabat sebagai presiden WONPR dari tahun 1921 sampai 1926. Salah satu tujuan dari organisasi ini adalah mengungkapkan kemunafikan politisi yang mendukung Larangan tetapi sesungguhnya mereka adalah peminum. Dalam waktu kurang dari setahun sudah terdapat 100.000 anggota. Kemudian pada April 1931 memiliki anggota 300.000 hingga puncaknya pada masa pencabutan larangan mereka mengklaim bahwa anggotanya mencapai 1,5 juta orang.
Walau pelaksanaan undang-undang pelarangan membuat kekacauan masyarakat Amerika Serikat tetapi di sisi lain dengan pemberlakuan larangan membuat jumlah konsumsi alkohol menurun. Sebagai ganti minuman keras, masyarakat mengkonsumsi minuman bersoda seperti Coca-Cola yang penjualannya meningkat tiga kali lipat. Akhir dari Undang-Undang Volstead ketika Presiden Franklin Roosevelt pada 22 Maret 1933 mengesahkan Undang-Undang Cullen-Harrison yang mengizinkan penjualan maupun pembuatan minuman beralkohol. Pada 5 Desember 1933, ratifikasi Amandemen ke-21 menggantikan Amandemen ke-18.
DAFTAR PUSTAKA
__. 2001. Carry A. Nation : The Famous and Original Bar Room Smasher. Curriculum Packet Kansas State Historical Society
Asley Berkle & Lauren Saul.__. American Spirits : The Rise and Fall of Prohibition Exhibition Overview. National Constitution Center : Philadelphia
Britannica. In. 2021. Carry Nation : Biography, Hatchet, & Facts. diakses di https://www.britannica.com/biography/Carry-Nation pada 18 Mei 2021
Carol Mattingly.__. Woman’s Temple, Woman’s Fountain : The Erasure of Public Memory.__
Edward Behr.__. Prohibition : Thirteen Years That Change America. Arcade Publishing : New York
Eric Burns.__. The Spirits of America : A Social History of Alcohol. Temple University Press : Philadelphia
Nicole Shi, dkk.__. Prohibition Era.__
S. J. Mennell. 2010. Prohibition : A Sociological View. Cambridge University Press & British Association for America Studies
Komentar
Posting Komentar